Dalam bait aksara yang kamu reka
Aku menerka - nerka
Apakah kamu yang tak peka
Atau aku yang salah sangka

Semua aksaramu bagai pertanda
Tapi aku takut salah membacanya
Benarkah kamu menyimpan rasa?
Semua masih diagnosa..

Itulah sepenggal sajak yang di tuliskan Ahimsa Azaleav di dalam novel pertamanya "Teka - Teki Rasa". 

Berawal dari percakapan Virus dan Bakteri, Hasna dan Hafiz pun bisa menjadi lebih dekat. Namun tak ada yang tahu kedekatan mereka. Perlahan, rasa di antara kedua nya mulai tumbuh. Namun tak pernah ada kata yang terucap dari keduanya. Mereka saling menyimpan nya sendiri. Saling kagum dalam diam.

"Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu."

"Cara terbaik untuk menjawab teka-teki rasa adalah dengan berhenti mencari jawabannya. Berhentilah mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya perasaannya. Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu. Berhentilah mencari tahu semua jawaban teka-teki itu. Karena ini teka-teki rasa, semakin kamu menebak, semakin hilang kemurnian rasanya. Semakin banyak rasa-rasa lain yang turut larut.""Jadi, tak usah kamu terus menerka. Bila dia memang memiliki perasaan terhadapmu, maka ia akan memperjuangkanmu dengan cara yang dicintai-Nya. Jika tidak, mungkin rasa itu tidak murni karena-Nya. Atau, mungkin saja Allah masih belum mengizinkan waktu itu tiba. Tidak usah larut dalam penantian. Karena setiap teka-teki, jika sudah waktunya terjawab, pasti akan terjawab dengan benar. Tidak bisa di satu sisi saja. Ia saling terhubung satu sama lain. Jadi, jika kamu bukan jawaban dari teka-teki perasaannya, atau jika dia bukan jawaban dari teka-teki perasaanmu, itu sesederhana memang bukan begitu jawaban teka-tekinya. Tidak akan bisa. Dan tidak usah disesali. Allah sudah mengaturnya. Ikuti saja cara-Nya."

Nasehat itu tak pernah salah. Cara terbaik untuk menjawab teka-teki rasa adalah dengan berhenti mencari jawabannya. Tidak usah disesali. Allah sudah mengaturnya. Ikuti saja cara-Nya.

==================================================================
Memperjuangkan dan mengikhlaskan bukanlah pilihan. Ini adalah dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Karena perjuangan tanpa keikhlasan hanya akan menyisakan sakit hati jika apa yang diharapkan tak sampai. Atau kebahagiaan semu jika harapan itu sampai. Sedang keikhlasan tanpa perjuangan bukanlah keikhlasan, tapi menyerah. Tanpa usaha untuk meraih apa yang diharap.

1 komentar:

  1. wow, bagus bukunya, saya suka sampulnya karena ada gambar rubik, mainan yang selalu menemaniku saat kuliah sampai sekarang, hehehehehe

    BalasHapus