Halloooo.. ini pertama kalinya aku mengikuti #KEBCollabwriting. #KEBCollabWriting adalah kolaborasi menulis antar sesama member Kelompok Emak-Emak Blogger (KEB). Kalau ada kesalahan, mohon dimaklumi lalu di ingatkan yaa.. Kalau di maklumi doank nggak di ingatkan, kan percuma.. Hhehee

Oke, Trigger post pertama di kelompok aku adalah tulisan mak Hana M Zwan yang mengambil tema kuliner atau masakan.

Ngomongin masak, sejujur nya aku adalah salah seorang yang paling males kalau di suruh ibu masak. Ngeri aja kalau pas masak, eh ternyata makanan nya nggak bisa di makan atau malah rasa nya berubah jadi aneh. Jadi aku cari aman aja, aku cuma bantu ibu ngiris - ngiris sayuran atau pun bumbu. Kalau urusan masukin garem dan lain - lain nya, aku menyerah.. *lambaikan bendera putih

Berhubung kegiatan sekolah yang lumayan padat, rutinitas membatu ibu di dapur hanya bisa dilakukan setiap hari minggu atau libur sekolah. Dan kegiatan tersebut berlangsung selama bertahun - tahun. Saat itu aku masih merasa aman donk ya..
Secara, setiap hari ada ibu yang masakin, semua serba terjamin. 

Hingga pada suatu waktu, aku harus belajar mandiri di sebuah desa terpencil di sudut kabupaten Bengkulu Tengah. Ya, saat itu aku mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata atau biasa di sebut KKN. Mendapatkan lokasi KKN di tempat yang cukup terisolir, sempat bikin deg-deg-an juga.. Bisa nggak yaa... 

Kenapa aku bilang tempat ini terpencil dan terisolir ?
Karena di Desa ini tidak memiliki aliran listrik, tidak ada pasar, dan akses jalan yang cukup memperihatinkan. Well, ini PR yang berat untuk kelompok kami.

Balik lagi ke masak, aku sebenernya nggak terlalu bodoh-bodoh amat soal masak, bisa lah walau hanya ala kadar nya. Soal rasa, dipaksain dikit-dikit juga lumayan oke. Cuma yang bikin pusing, Desa kami tidak memiliki pasar, dan kami juga tidak memiliki kulkas untuk menyimpan makanan. Gimana mikirin kulkas, aliran listrik aja nggak ada... Hhahaa

Jadi kami hanya memilih bahan makanan yang cukup awet tanpa bantuan kulkas, seperti kentang, telur, wortel, tempe, terong, ikan asin, kerupuk dan mie instan. Makanan yang sangat menghemat kantong menurut aku, disaat yang lain bolak - balik ke pasar membeli lauk pauk, kami cukup dengan mengkonsumsi tempe, telur dan ikan asin. 

Selama KKN 2 bulan di desa Tanjung Raman, kami tidak pernah pergi ke pasar. Lalu dari mana kami mendapatkan bahan makanan?
Setiap beberapa minggu sekali, salah satu dari anggota kelompok kami mendapat izin pulang ke rumah. Saat itu lah kesempatan kami untuk menitipkan bahan makanan yang dapat dibeli di pasar ibu kota provinsi. 

Disini lah proses belajar memasak pun di mulai. Disaat kami tidak memiliki fasilitas dan bahan yang memadai, kami harus memutar otak agar kami bisa mengolah bahan makanan yang seada nya menjadi nikmat untuk di konsumsi. Sering aku berfikir, andai saat di rumah aku lebih giat belajar masak. Tentu hasil masakan kami akan lebih baik. Dan untung lah aku memiliki teman kelompok yang sangat luar biasa. Para ladies tetap kompak, dan para laki - laki selalu menerima apa yang kami masak. Bahagia itu sederhana kan?!!

Suatu waktu, hujan mengguyur desa berhari-hari. Teman ku yang mendapatkan jadwal pulang pun tidak bisa pergi karena akses jalan yang tidak bisa dilalui ketika hujan turun. Bahan makanan semakin menipis, pasokan terhambat, kami bingung mau masak apa.
Yang ada hanya kentang. Biasa nya kentang itu selalu kami sambal balado atau tambahan untuk sayur SOP. Tapi karena bosan dan tidak ada lauk pauk yang bisa dimasak, akhir nya aku mengolah nya menjadi perkedel kentang.

Mungkin terlihat biasa, tapi saat itu aku cukup berbangga karena bisa memasak tanpa dampingan ibu. Dan hasil nya sangat memuaskan.. Yeyyeyeeee...❤

Saat itu aku mulai bertekad, aku harus belajar masak. Jika belum bisa memasakkan untuk orang lain, minimal aku bisa memasak untuk diriku sendiri, agar tidak menyusahkan orang lain. Belajar masak itu tidak susah, hanya perlu banyak latihan dan eksekusi. Percuma kan, kalau tau teori nya tapi nggak bisa praktek nya... 😉

RESEP PERKEDEL KENTANG DI SAAT TERDESAK
Bahan :
Kentang
Daun Bawang
Bawang Merah
Bawang Putih
Telur
Garam
Merica

Cara Membuat :
1. Kupas kentang dan iris kecil, lalu di goreng. Kentang yang digoreng akan tetap kering dengan tektur lembut, dibandingkan kentang yang di rebus, karena lebih banyak mengandung air.
2. Iris bawang merah, lalu goreng
3. Lumat kentang menjadi halus, lalu masukkan bumbu-bumbu lain untuk menambah cita rasa seperti daun bawang, bawang goreng, merica, garam, dan bawang putih secukupnya.
4. Bentuk lumatan kentang yang telah halus tadi menjadi beberapa bagian kecil.
5. Celupkan kentang ke dalam telur yang sudah di kocok.
6. Goreng kembali adonan kentang yang sudah di celupkan ke dalam kocokan telur




1 komentar:

  1. Kalau abis ikut kegiatan semacem itu, selalu aja ada cerita yg mengenang bgt nantinya. Hahaha.

    BalasHapus