Bagi masyarakat Bengkulu, kabupaten Kepahyang tentu sudah tidak asing lagi. Kepahyang merupakan salah satu Kabupaten yang sering mendapat kunjungan hadir nya Bunga Rafflesia Arnoldi di hutan lindung nya. Hal ini tentu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Kepahyang. 

Tidak hanya terkenal dengan Bunga Rafflesia, sejumlah Desa di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu ini ternyata juga berpotensi menjadi desa wisata. Hal ini diungkapkan Bupati Kepahiang, Hidayatullah Sjahid usai membuka kegiatan optimalisasi desa wisata di Desa Sidorejo Kecamatan Kabawaetan Kabupaten Kepahiang pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 lalu.
Menurut Hidayatullah Sjahid, setidaknya ada sekitar 30 desa dari seluruh desa yang berpotensi di Kabupaten Kepahyang. Hanya saja tingkatan nya berbeda-beda. Ada desa yang benar-benar telah siap, ada juga yang hanya memiliki potensi dasar nya saja.

Membentuk Desa Wisata merupakan salah satu bentuk dukungan menuju Bengkulu Wonderfull 2020.

“30 sampai 40 desa di Kepahiang ini saya rasa siap jadi desa wisata. Namun, ada yang  baru embrionya saja. Ada juga yang sudah berkembang,” ungkap Hidayat.

Urusan objek wisata alam, Kepahiang memang tak diragukan lagi. Banyak sumber daya yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Di sana ada Perkebunan Kabawetan yang bisa disebut sebagai objek wisata andalan. Adanya sejumlah air terjun yang tersebar di berbagai titik dan tersebar di Kabupaten Kepahyang, salah satunya adalah Air Terjun Sengkuang.
Air Terjun Sengkuang
(Photo by Bruce Levick on flickr.com)
Selain objek wisata yang sudah terkenal, di Kabupaten yang berbatasan dengan Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah itu juga memiliki potensi wisata yang belum terjamah. Seperti pemandian air panas di kaki Bukit Hitam.

“Tak hanya sumber daya alam yang indah, Kepahyang juga memiliki olahan kuliner yang dibuat oleh masyarkat setempat. Ada pengolah susu, kopi luwak dan beberapa makanan ringan,” ungkap Hidayat.

Kementerian Pariwasata juga ikut mendorong desa-desa di Kepahiang menjadi desa wisata. Ketua tim percepatan pengembangan pariwisata perdesaan dan perkotaan, Dr. Vitria Ariani mengaku senang dengan komitmen dari Bupati Kepahiang tersebut. Ia meminta semua pihak dapat mendukung terwujudnya desa wisata tersebut.

“Kita bisa memulai dengan kesadaran masyarakatnya seperti tidak membuang sampah sembarangan, ramah dengan wisatawan dan murah senyum. Kalau wisatawan datang jangan dicuekin. Nanti para wisatawan tidak mau berkunjung lagi,” ungak Ria sapaan akrabnya.

Menurutnya, apabila semua masyarakat, komunitas – komunitas, industri dan media mendukung pemerintah maka tidak perlu waktu lama untuk mewujudkan desa wisata tersebut.

“Saya rasa tidak sampai satu tahun, empat bulan kita bisa go,” katanya.

Generasi Pesona Indonesia (GenPI), Diminta Berpartisipasi
Mengembangkan potensi wisata memang tak bisa lepas dari semua pihak, termasuk komunitas komunitas wisata. Generasi Pesona Indonesia (Genpi) yang merupakan salah satu komunitas yang bermitra dengan Kementerian Pariwisata diminta untuk ikut andil.

Para relawan wisata ini diminta untuk menviralkan tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Kepahiang.

“Minta bantu sama teman-teman Genpi itu untuk memboomingkan objek-objek wisata di sini,” ungkap Ria.

Saat ini Genpi baru ada di tingkat provinsi dan baru beberapa orang saja yang bergabung. Oleh karena itu, Ketua Umum GenPi Provinsi Bengkulu, Abdul Khafi Syatra mendorong pemerintah Kabupaten Kepahiang melalui Dinas Pariwisata membentuk komunitas GenPi tingkat Kabupaten, sehingga tugas pemerintah bisa terbantu dalam promosi wisata.

“Tadi sudah kita komunikasikan dengan Pak Bupati untuk membentuk GenPi di Kabupaten Kepahiang. Saat ini sudah ada beberapa komunitas yang siap,” katanya.(Angga)

2 komentar:

  1. oh raflesia adanya di hutan lindung desa kepahyang ya ternyata

    BalasHapus
  2. Wah, genpi bengkulu juga sudah mulai berkibar yaa.. Air terjunnya keren bangat

    BalasHapus