Nggak terasa, Asian Games sudah di depan mata. Perhelatan akbar yang akan berlangsung bulan Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang ini cukup menyita perhatian masyarakat dan pemerintah. Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah media transportasi di kota besar seperti Jakarta. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kemacetan di Ibukota ini sudah sangat kompleks. Dan sudah pasti, untuk mengatur lalu lintas di Kota Jakarta bukan sebuah perkara mudah dan sebentar. Perlu melibatkan berbagai pihak seperti Kementerian PU sebagai pembangun infrastruktur, Kementerian Lingkungan Hidup yang konsen terhadap lingkungan dan tentu saja Kepolisian bukan hanya Kementerian Perhubungan sebagai penanggung jawab.

Permasalahan tentang transportasi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, di Bogota Columbia, juga mengalami hal serupa. Keterbatasan lahan, anggaran, serta tingginya volume kendaraan pribadi menjadi pemicu untuk terus mencari ide dan terobosan agar bisa terus berkembang. Kesamaan inilah yang membuat Jakarta mencontoh metode yang diterapkan di Bogota, sehingga selama 12 tahun belakangan ini TransJakarta menjadi transportasi andalan yang selalu menemani masyarakat Jakarta beraktivitas.

Seperti saat ini, menjelang perhelatan Asian Games, pemerintah menambahkan 416 Bus TransJakarta demi memberikan kenyamanan ekstra bagi pengunjung dan tamu - tamu Asian Games. Pemda DKI Jakarta bekerjasama dengan pemerintah Swedia dan Transjakarta menyediakan Bus Transjakarta baru dengan merek Volvo dan Scania. Dijamin perjalanan kamu selama perhelatn Asian Games bakal nyaman dan menyenangkan. 




Kemacetan yang masih menjadi masalah krusial di Jakarta dan sekitarnya ini lah yang mendasari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk melakukan rekayasa lalu lintas Jakarta. Saat ini pun Jakarta juga tengah gencar membangun infrastruktur sehingga mempengaruhi arus lalu lintas.
Dipicu pula karena adanya perhelatan akbar Asian Games yang akan dimulai pada bulan Agustus mendatang. Pasalnya, ada standar internasional pihak OCA (Olympic Council of Asia) yang menerapkan syarat waktu tempuh atlet ke venue sekitar 30 menit dan kualitas udara yang baik. 

Oleh karena itu, di Jakarta dan sekitarnya sejak tanggal 2 Juli 2018 lalu telah dilakukan uji coba rekayasa lalu lintas Jabodetabek. BPTJ meluncurkan 3 paket pilihan kebijakan transportasi untuk menjamin pelaksanaan Asian Games tetap lancar. Ketiga paket kebijakan tersebut  yaitu Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL), Penyediaan Angkutan Umum serta kebijakan Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang. 

Hampir seluruh negara yang menghelat event-event internasional khususnya olahraga, akan melakukan rekayasa lalu lintas. Salah satu yang menggunakan rekayasa lalu lintas adalah pada saat  Olympiade Beijing 2012 lalu, dimana Beijing sebagai ibukota China mengalami masalah lalu lintas yang hampir dialami oleh semua negara berkembang, yaitu kemacetan. Jika di Jakarta peraturan hanya sebatas plat ganjil - genap, maka di Beijing lebih ekstrim lagi. Peraturan benar-benar berdasarkan nomer plat mobil, dimana angka 1 dan 2 hanya bisa melintas di Senin dan Rabu, angka 3 dan 4 hanya bisa Kamis dan Jumat, dan seterusnya. Bahkan, metode rekayasa lalu lintas ini tetap diimplementasikan bahkan setelah pekan olahraga dunia tersebut berakhir.

Menurut Bambang Prihartono sebagai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Asian Games bisa menjadi momentum guna mengedukasi masyarakat agar ingin beralih dan memanfaatkan transportasi umum. Selain efektif mengurai kemacetan, peralihan ini juga memberi efek pada penurunan tingkat polusi udara yang cukup siknifikan.

Riset membuktikan lebih dari Rp 100 triliun hilang setiap tahun akibat kemacetan di Jabodetabek. Sebuah artikel lain pun menyebutkan bahwa satu mobil pribadi menghasilkan 250 kg emisi CO2 per penumpang per 1000 Km. Sementara bus hanya menghasilkan 50 kg emisi CO2 per penumpang per 1000 km. Artinya dengan naik kendaraan umum, kita secara tidak langsung juga telah menjaga lingkungan.

Pada Asian Games nanti, Masyarakat “dipaksa” untuk beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke kendaraan umum atau minimal “belajar menikmati” kendaraan umum di Jakarta. Namun tidak perlu khawatir, karena BPTJ telah bekerja sama dengan berbagai operator kendaraan umum  untuk menambahkan armada bis-bis di Ibukota. Kebijakan ini meliputi penambahan armada bus Transjakarta ke venue sebanyak 76 unit dari kondisi existing 294 unit, penyediaan 57 unit bus dari Hotel/Mall ke Venue, penyediaan 204 bus khusus untuk wilayah-wilayah yang terdampak perluasan kebijakan ganjil-genap, serta penyediaan 10 unit bus guna keperluan non pertandingan (wisata). Menariknya, semua bus dengan trayek menuju venue akan digratiskan untuk masyarakat umum.


Tidak itu saja, mengingat makin banyak jalan yang diberi kebijakan Ganjil Genap, BPTJ bekerjasama dengan Google Indonesia juga merilis update aplikasi Google Map yang dapat mendeteksi rute ganjil genap. Aplikasi  ini akan memberikan informasi mengenai rute  mana yang harus dilalui jika menggunakan kendaraan pribadi agar tidak melanggar jalur ganjil genap. Pengguna juga akan mendapatkan informasi waktu tempuh yang dibutuhkan jika melalui jalur alternatif.

Bagi yang tidak terbisa dengan kendaraan umum, kita juga bisa menginstal beberapa aplikasi yang banyak tersedia di Playstore atau App Store. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, kita cukup terbantu dan bisa melihat semua jadwal transportasi umum seperti kereta api, bis serta angkot. Selain itu kita juga bisa mengecek waktu kedatangan, notifikasi tujuan dan rute detail di dalam maps, sehingga kita bisa dengan mudah menemukan rute di jakarta dengan cara paling efisien dan efektif. Tidak tanggung-tanggung untuk Asian Games, bahkan sudah diperbaharui hingga ke lokasi dan rute masing-masing cabang olahraga.

Walaupun Asian Games hanya berlangsung selama kurang lebih tiga minggu, kita semua berharap dapat belajar memahami kondisi jalanan Ibukota Jakarta dengan lebih baik. Karena perubahan memang butuh waktu, dan butuh dukungan dari semua pihak. Tidak ada yang dapat membuat semuanya menjadi lebih baik, jika bukan kita yang turut serta berpartisipasi, lalu siapa lagi? Naik kendaraan umum tidak mungkin senyaman kendaraan pribadi, tapi naik bus memiliki banyak manfaat sosial. Membantu mengurangi macet, mengurangi polusi dan membuat hidup kita pun makin berkualitas. 


Tak hanya itu, selain kendaraan kendaraan umum yang telah di siapkan, pemerintah juga mempersiapkan berbagai fasilitas seperti memperbaiki trotoar-trotoar yang ada di Kota Jakarta dan Palembang untuk di perbaiki dan dipercantik. Sehingga para pejalan kaki akan lebih aman dan nyaman.

Yuk dukung Asian Games 2018 dan dukung perubahan transportasi Ibukota menjadi lebih baik.
Naik kendaraan umum, siapa takut ?
#EnergyofAsia #AsianGamesLancar

Sumber Foto : Humas BPTJ, Kemenhub RI,

Tidak ada komentar